Kamis, 10 Februari 2011

Tentang hari valentine

Mari sekarang kita membahas asal-usul Val’s Day. Nama Valentine, diduga berasal salah satu dari 3 nama Santo yang menjadi martir di zaman Romawi. Tetapi, dari 3 santo itu, hamper dapat dipastikan, jika nama “Valentine” berasal dari nama seorang santo yg hidup di masa pemerintahan kaisar Claudius II (meninggal tahun 270). Perayaan ini utk pertama kalinya diakui secara sah pada tahun 496 oleh Pope Gelassius I. Menurut kisahnya, Santo ini menjadi salah seorang yang menentang kebijakan kaisar Caludius yang melarang pernikahan di usia muda (karena saat itu Roma sedang perang, sehingga prajurit yang memiliki keluarga akan menghambat perekrutan prajurit baru). Peraturan ini tak lain diciptakan utk merekrut prajurit muda yang lebih baik (otomatis, jika seorang prajurit telah memiliki keluarga, maka ia akan mengalami degresi kualitas). Santo Val’s, yang menyadari adany ketidakadilan dalam peraturan ini, segera menolak. Ia tetap melakukan pemberkatan nikah pada orang2 muda secara diam2. Ketika akhirnya perbuatan ini diketahui oleh Sang Kaisar, Santo Val’s pun dipenjara. Ia dijatuhi vonis hukuman mati (cerita laen menyebutkan jika ia dibunuh utk mencegah orang2 Kristen dimasukkan penjara di mana mereka akan mengalami penyiksaan berat).

Selama masa penantian hukuman mati itulah, ia mengenal seorang gadis cantik; yang ternyata adalah putri dari sipir penjara. Alkisah, akhirnya ia pun jatuh cinta dengan sang gadis. Gadis itu – yang diyakini sampai selama ini- terus menerus mengunjungi Santo Val’s secara rutin. Sebelum kematian menjemputnya (karena ia akhrinya dieksekusi), Santo Val’s mengirimi sang gadis sebuah surat. Di dalam suratnya itu ia menulis “From Your Valentine”. Beberapa waktu kemudian, orang2 yang telah berhutang budi padany sepakat utk memperingati rasa simpatik, heroic, dan sisi romantisme Santo Val’s. Perayaan itu yg samapi sekarang kita kenal sebgai hari Valentine.

Nah..
ada hakikatnya, perayaan ini dimaksudkan utk memperingati sifat2 Santo Val’s, bukan utk memperingati sang subjek sendiri. Terkadang, pengertian ini sering disalahartikan oleh sebagian orang. Beberapa mengira jika Hari Valentine adalah hari besar agama tertentu…Padahal ini salah. Memang, Santo Val’s adalah orang Katolik, tetapi, esensi dari perayaan ini utk mengenang jasa2nya. Sama halnya jika kita merayakan jasa seorang pahlawan. Esensi dari perayaanny adalah utk mengenang jasa2nya, terlepas dari kualitas2 yg menyusun si subjek.

Peralatan kamar mandi yang futuristik dan unik

graff's "stealth" bathroom faucet


Ini graff's "stealth" keran kamar mandi terinspirasi dari b-2 stealth bomber's northrop grumman. Dapatkah anda melihat kemiripan? Yah, tidak setiap hari anda akan melihat kamar mandi yang terinspirasi oleh alat kelengkapan pesawat siluman. Graff sendiri merupakan produsen pemotongan-tepi dalam desain keran modern. Kerab ini merupakan keran ultra modern yang mampu memompa 1.5-2.2 galon / per menit tempat keluarnya aliran air dan datang telah di krom satin atau nikel steelnox. Keran tidak lebih dari sekedar terlihat seperti pembom stealth, itu direkayasa dengan presisi tinggi dan kualitas mutlak juga. Sedikit informasi tentang northrop grumman b2 stealth bomber, orang ini mampu mencapai ketinggian hingga 50.000 kaki sementara benar-benar menghilang dari radar. The bomber b2 mengubah wajah desain penerbangan ketika menjadi dunia yang paling maju secara teknis pembom yang pernah dibuat.











Quote:

parent-child taburi for a great moment bathing the baby


Mandi bayi akan lebih menyenangkan dengan bantuan dari orang tua anak. Dibandingkan menggunakan bak mandi orang tua anak,lebih baik menggunakan alat ini karena orang tua dapat merasakan air melalui tangan mereka sebelum membiarkannya menyentuh kulit lembut bayi. Bayi yang baru lahir biasanya sensitif terhadap perubahan air suhu. Desain ini memberikan cara yang mudah dan nyaman penyesuaian air suhu dengan perasaan itu dengan punggung tangan. Orangtua-anak taburi memungkinkan orang tua untuk menjaga tangan mereka tetap dekat dengan bayi selama mandi.
 
 












Quote:

poor little fish basin : Your fish will die if you waste water


Kita semua mengetahui pentingnya tabungan air . Tapi untuk beberapa orang, mereka berpikir air adalah yang paling melimpah dari semua sumber daya alam lainnya. Sayangnya, sebagian besar air di bumi ini tidak langsung dapat diminum. Menyimpan air berarti menghemat energi yang dibutuhkan untuk menyaring dan kemurnian air . "poor little fish" desain bak mencoba untuk membujuk konsumen untuk mengurangi limbah air dalam cara yang emosional. Alih-alih memaksa orang untuk mengkonsumsi lebih sedikit,Aquarium ikan ini akan membuat orang berpikir secara berbeda tentang penghematan air dengan membuat konsumsi nyata.
Poor little fish terdiri dari ikan mangkuk berbentuk tradisional dan baskom yang di dalamnya terdapat air , anda akan melihat tingkat air dalam mangkuk secara bertahap jatuh, ia akan kembali ke tingkat yang sama setelah air berhenti diminum. saluran air dipisahkan oleh pipa , sehingga air yang berasal dari keran murni dan bersih sedangkan yang di mangkuk tidak benar-benar berubah.








Quote:

tubtub baby bathtub grows with your child


Ini menakjubkan bak mandi bayi dirancang oleh teddy lu. Tubtub bukan bak mandi biasa , fungsinya akan tumbuh dengan sesuai dengan pertumbuhan anak anda. Bak ini memiliki 2 belah pihak untuk mengakomodasi bayi ukuran yang berbeda dari bayi yang baru lahir sampai 6 bulan. Saat anak dewasa orangtua bisa menggunakan tubtub sebagai kursi atau bangku saat mandi anak. Produk ini juga dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk menyimpan mainan mandi .








Quote:

eco shower contributes the environment by saving water and energy


Setelah hari yang sibuk selalu lebih baik untuk mandi air panas bagi kebanyakan orang, tapi tidak banyak dari mereka berpikir tentang pemborosan besar air dan listrik. The shower konsep eco berguna mengintegrasikan berbagai fitur ekologi efisien meminimalkan penggunaan air dan energi. Di bagian atas bak mandi, turbin telah dimasukkan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air dari aliran air melalui pancuran tersebut. Bagian bawah dari kamar mandi fitur satu set blok tekanan yang memompa air kembali ke pancuran tersebut. Aliran air secara otomatis diatur oleh sistem sesuai dengan berat pengguna dan mendaur ulang air untuk mengurangi penggunaan air segar. Mandi telah dibuat dari daur ulang baja beton, dan kaca, bukan tradisional non-daur ulang keramik.




Penghasil energi tenaga angin sekaligus matahari

Ketika kekuasaan akan menjadi masalah yang paling bersangkutan bagi peradaban masa depan, merancang produk yang efisien energi tidaklah cukup, melainkan, daya menghasilkan sistem yang dapat mengubah energi alam menjadi bermanfaat daya yang lebih penting.
Industri desainer Arttu-Matti Immonen yang dijuluki Badan Litbang Pertanian telah mencoba untuk menggabungkan yang terbaik dari energi matahari dan angin dalam satu paket untuk memaksimalkan keluaran energi. Maka dibuatlah AARD yaitu generator yang dapat menghasilkan energi yang berasal dari tenaga angin dan tenaga surya












Generator ini telah dirancang dalam bentuk bola, yang membawa modul surya fleksibel di permukaan. Selama siang hari, modul PV menyerap energi matahari lalu disimpan dalam baterai onboard. Juga ketika mendapat angin kuat, bola dimulai dengan berputar dan menghasilkan listrik melalui dinamo dengan masing-masing delapan sayap. Pembangunan aluminium dengan warna biru pada bagian luar telah memberikan tampilan yang indah pada produk yang dapat menyatu dengan lingkungan arsitektur perkotaan serta daerah yang dicakup oleh alam. Selain itu, bentuk bulat produk menghilangkan kebutuhan berbalik dan menyesuaikannya sesuai dengan arah sinar matahari.
 



Cara membuat permen lolipop

Pabrik Pembuatan Permen lolipop

Lollipop candy
Lollipop candy atau permen lollipop merupakan permen gula terfavorit yang sudah ada sejak jaman dulu kala. Permen ini lebih kita kenal dengan permen batangan dengan beraneka ragam warna dan bentuk yang lucu. Permen ini sangat disukai oleh anak-anak dan mudah dijumpai dimana-mana.
Tapi, tahukah anda bahwa membuat permen lollipop yang sempurna benar-benar membutuhkan proses yang tidak sederhana? Mari kita simak cara membuat permen lollipop berikut ini…
Sirup jagung dan gula yang telah dipanaskan 
Di San Jose California terdapat sebuat pabrik permen lollipop tertua yang bernama Kendon Candies. Kendon Candies merupakan pabrik permen lollipop terbesar ketiga yang mampu menghasilkan kurang lebih 15.000 permen lollipop dalam sehari. Menurut Tom Kennedy sang pemilik usaha tersebut, permen lollipop yang baik dihasilkan dari perpaduan 60% sirup jagung (corn syrup) dan 40% gula dan dipanaskan pada suhu 310 derajat fahrenheit dengan menggunakan thermometer permen yang baik.
Tempering 
Permen cair dari hasil pemanasan dalam boiler selanjutnya dituangkan diatas meja marmer. Proses ini disebut tempering guna menurunkan suhu masak permen cair. Setelah suhunya menurunkan, proses pemberian warna pun dapat dilakukan. Gunakan pewarna khusus candy yang aman dikonsumsi dan tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

pewarnaan permen
Campurkan pewarna candy untuk membuat permen lollipop yang beraneka macam warna. Uleni hingga seluruh permukaan gula tercampur seluruhnya dengan warna.
pewarnaan permen
Untuk membuat bagian dalam permen lollipop, permen diletakkan didalam penarik yang akan menarik permen seperti membuat gula-gula.
Bagian yang putih dilapisi dengan bagian permen yang berwarna-warni. Letakkan secara berselang seling agar permen lollipop menjadi paduan yang menarik.
Langkah berikutnya adalah memasukan adonan permen ke dalam roller penggiling agar permen tercampur 

Pelapisan permen



dan membentang tipis. Setelah membentang tipis, permen diukur dan dipotong agar kemudian dapat dililitkan pada batang permen lollipop.
permen dalam roller
melilitkan permen lollipop 
Dan Jadilah permen lollipop yang dapat kita nikmati….

Go Green house

Membangun rumah dengan desain minimalis dan ramah lingkungan merupakan hal yang sangat berguna. Terutama bagi Anda yang merupakan seorang yang menyukai kehijauan. Selain itu kegiatan menjaga lingkungan pun dapat dilakukan dalam pembangunan rumah idaman yang ramah lingkungan.

Pemilihan material bahan bangunan yang ramah lingkungan merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan rumah yang ramah lingkungan. Namun ada beberapa tips lainya yang harus Anda lakukan jika ingin membangun rumah yang ramah lingkungan.

Awalnya, pilih lokasi yang tepat dalam pembangun rumah ramah lingkungan. Jangan Anda bangun di lahan yang memang sudah tidak bisa digunakan untuk bangun rumah atau yang sudah padat dengan penduduk. Mintalah pendapat kepada konsultan arsitek yang sudah Anda pilih.

Buatlah langit rumah yang tinggi karena langit yang tinggi akan memaksimalkan sirkulasi udara di dalam ruang sehingga memungkinkan banyak sinar dan udara yang masuk. Ini akan membuat ruang tidak memjadi panas dan lembab.

Kemudian, perbanyak tanaman di sekitar rumah. Seperti menanam pohon cemara, pohon rambutan dan pohon-pohon besar lainnya jika rumah Anda mempunyai lahan yang cukup besar. Banyak tanam tumbuhan-tumbuhan kecil seperti pohon bonsai, pohon belimbing, pohon kaktus dan pohon lainnya.

Anda juga harus memperbaiki dan bangun sistem pembuangan air yang baik sehingga sirkulasi dari pembuangan air akan berjalan dengan lancar.

Pilihlah desain arsitek yang tepat. Seperti dalam pemilihan warna rumah yang sejuk, pengaturan tata letak dari furnitur dan interior lainnya. Mintalah bantuan kepada arsitek desain dalam melakukan pemilihan warna, furnitur dan bahan-bahan interior maupun eksterior apa yang cocok dan ramah dengan lingkungan.

Kurangin penggunaan bahan-bahan elektronik yang menggunakan tenaga listrik yang akan menimbulkan pemanasan global. Demikian tips yang semoga berguna bagi Anda yang ingin bangun rumah dengan konsep go green.

Model analisis dengan menggunakan variabel investasi , tabungan ! (PART 2)

Ide awal dari kajian dalam jurnal ini berasal dari studi Feldstein dan Horioka (1980) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara ratio investasi/GDP dengan ratio tabungan/GDP. Berdasarkan sampel 16 negara OECD ditemukan bahwa 85 – 95 persen tabungan nasional yang diinvestasikan secara domestik. Mereka mengemukakan bahwa hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan mobilitas kapital jangka panjang yang sangat rendah, karena pada suatu negara dengan tingkat mobilitas kapital yang rendah (sebagai gambaran dari perekonomian tertutup), seluruh tabungan domestik akan digunakan untuk membiayai investasi domestik. Sebaliknya, dalam suatu negara dengan mobilitas kapital yang tinggi, tabungan domestik dapat diinvestasikan keluar negeri, yang menyebabkan tidak ada hubungan tabungan domestik dan tabungan eksternal.
Sebagian besar studi yang menggunakan data empiris data dari AS dan negara-negara industri lainnya memang memperlihatkan adanya hubungan positif antara tabungan dan investasi. Namun, studi-studi tersebut masih mengabaikan fakta bahwa korelasi tabungan dan investasi tergantung pada rejim politik, dan mobilitas kapital internasional berbeda dari waktu ke waktu. Ini dibuktikan oleh beberapa peneliti pada tahun-tahun belakangan ini. Dari data panel dari negara-negara OECD yang berbeda, ditemukan hubungan investasi-tabungan bervariasi antar negara dan dari waktu ke waktu, dan tergantung pada tingkat mobilitas kapital internasional, struktur keuangan antar negara, tingkat pendapatan perkapita dan ukuran negara. Selain itu, beberapa kajian pada data satu negara menemukan tidak adanya hubungan jangka panjang antara tabungan dan investasi ketika unsur perubahan rejim kebijakan utama diperhitungkan dalam model.
Studi dalam jurnal ini dilakukan di Yunani, dengan fokus melihat hubungan dinamis antara tabungan dengan investasi yang diestimasi melalui derajat korelasi tabungan-investasi pada berbagai periode waktu. Derajat korelasi ini diinterpretasikan sebagai koefisien retensi tabungan (saving retention coefficient). Dalam studi ini, estimasi hubungan antar variabel dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, pengujian tingkat integrasi dari variabel, dengan menggunakan uji akar unit (unit root). Kedua, pengujian kointegrasi dengan menggunakan estimator Philip dan Hansen (PH). Ketiga, estimasi dan pengujian vector error-correction modeling (VECM). Keempat, estimasi model dengan menggunakan empat metode estimasi error correction model (ECM) yaitu estimasi recursive OLS, rolling OLS, penaksir Kalman filter dan MS-R (Marcov switching regime).
Data yang digunakan adalah data kuartalan negara Yunani untuk periode 1980:Q1 sampai 2003:Q4. Variabel tabungan adalah total tabungan nominal (SAV) yang adalah jumlah tabungan private dan tabungan public. Investasi (INV) adalah total investasi kapital bruto. Keduanya diestimasi sebagai persen dari nominal GDP (INVGDP dan SAVGDP).
Selanjutnya, dari hasil penelitian ditemukan bahwa, berdasarkan uji ADF, PP, KPSS dan Zivot-Andrews terlihat secara statistik variabel investasi dan tabungan terintegrasi satu sama lainnya. Hasil analisis kointegrasi menggunakan metodologi Philips-Hansen juga menunjukkan bahwa kedua variabel signifikan secara statistik dalam vector kointegrasi. Hubungan kointegrasi yang diestimasi sebagai berikut (standar error dalam kurung):
Hubungan yang diestimasi merupakan hubungan jangka panjang dari model antarwaktu pada perekonomian terbuka dengan asumsi mobilitas kapital yang sempurna, dan tidak dapat menggambarkan pengaruh perubahan mobilitas kapital pada berbagai periode waktu tersebut. Untuk menggambarkan perubahan mobilitas kapital, tahap pertama, dilakukan estimasi ECM untuk seluruh periode waktu. Berdasarkan estimasi parameter tersebut terlihat bahwa ECT (yang mengukur disekuilibrium jangka panjang), signifikan secara statistik pada persamaan investasi. Ini menunjukkan bahwa variabel investasi cenderung untuk memulihkan ekuilibrium dan memiliki peran utama dalam setiap guncangan (shock) ekuilibrium tersebut. Uji t untuk ECT menunjukkan, pada level signifikansi 1 %, investasi bukan merupakan variabel eksogen yang lemah (Tabel I, model linear). Namun, metode ini tidak dapat menggambarkan perubahan regim. Ini disebabkan ECT memiliki nilai tetap dari waktu ke waktu berdasarkan rata-rata OLS rejim lama dan rejim baru. Karenanya, koefisien yang diestimasi dianggap sebagai suatu rata-rata dari keseluruhan periode.
Pada tahap berikutnya, model ECM diestimasi dengan menggunakan OLS recursive, rolling OLS (windows=50) dan estimator Kalman filter untuk menggambarkan perubahan struktural yang mempengaruhi koefisien retensi tabungan. Estimasi koefisien ECT ditunjukkan pada gambar 1.
Terdapat beberapa hal penting yang dapat dijelaskan dari gambar 1. Pertama, estimasi koefisien dengan menggunakan metode OLS recursive dan Kalman filter cenderung bergerak bersama-sama. Koefisien pada berbagai waktu yang diestimasi dari rolling regresi cenderung secara absolut menurun terutama setelah 1996. Kedua, koefisien yang diestimasi menurun secara absolut dari waktu ke waktu yang menunjukkan bahwa besaran absolutnya berhubungan terbalik dengan tingkat pembangunan sistem pasar keuangan dan tingkat kebebasan mobilitas kapital. Ketiga, profil waktu dari ECT konsisten dengan hipotesis yang menyatakan ketika tingkat mobilitas kapital tinggi, korelasi tabungan-investasi adalah lemah, karena hubungan semacam ini tidak konsisten dengan integrasi pasar keuangan.
Gambar 1. Estimasi ECT pada Berbagai Periode Waktu
Tabel 1. Hasil Estimasi
Catatan: trend dan tiga lag dari investasi dan saving pada seluruh model merupakan % dari GDP. Angka dalam kurung adalah t-statistik, ** dan *** menunjukkan signifikan pada 5 persen dan 1 persen.
Selanjutnya, tabel 1 menyajikan estimasi ECM menggunakan model MS-R dengan tiga lag. Rejim 1 ditandai oleh sistem perbankan yang sangat diatur. Pasar keuangan sempit dan kecil dan transaksi kurs luar negeri diatur sangat ketat. Selama rejim 2, liberalisasi keuangan dalam proses bertahap. Liberalisasi keuangan secara sempurna selesai pada akhir rejim 2. Rejim 3 ditandai oleh mobilitas kapital yang sempurna. Dari tabel tersebut terlihat bahwa standar error berbeda antar rejim, yang menunjukkan adanya perbedaan korelasi antara dua variabel pada rejim yang berbeda. Koefisien ECT yang diestimasi bernilai negative dan secara statistik signifikan hanya untuk rejim pertama yang memiliki mobilitas kapital rendah. Sebaliknya, untuk rejim 2 dan 3, koefisien yang diestimasi tidak signifikan secara statistik dan semakin mengecil dalam besarannya. Ini menunjukkan bahwa hubungan jangka panjang antara tabungan dengan investasi menjadi melemah ketika secara bertahap dilakukan deregulasi dalam hal pengontrolan pasar keuangan.
Dari analisis empiris didapat kesimpulan penting mengenai hubungan antara investasi dan tabungan. Pertama, koefisien retensi tabungan lebih tinggi pada mobilitas kapital yang rendah dan menjadi lebih kecil pada liberalisasi pasar keuangan yang disertai mobilitas kapital yang lebih tinggi. Kedua, seluruh metode estimasi menunjukkan bahwa koefisien jangka panjang pada berbagai periode waktu antara investasi dan tabungan menjadi lebih kecil dalam besarannya, jika terdapat liberalisasi keuangan dan mobilitas kapital dalam perekonomian. Penemuan ini konsisten secara umum dengan pandangan bahwa jika koefisien retensi tabungan merupakan indikator mobilitas kapital, maka nilainya harus lebih kecil ketika mobilitas kapital tinggi.

Model analisis dengan menggunakan variabel investasi , tabungan !

Dalam perekonomian suatu negara, tabungan dan investasi merupakan indikator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang (developing countries) termasuk didalamnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, memiliki dana yang cukup besar. Tetapi di sisi lain, usaha pengerahan sumber dana dalam negeri untuk membiayai pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan modal baik yang bersumber dari penerimaan pemerintah yaitu ekspor barang dan jasa ke luar negeri, ataupun penerimaan pemerintah melalui instrumen pajak
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian menjadi krisis multidimensi berdampak kondisi Indonesia secara umum tidak hanya terhadap sektor ekonomi saja. Nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sangat tajam, inflasi yang tinggi, menurunnya kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia, merupakan beberapa akibat dari krisis ekonomi tersebut. Lambat laun, dengan beberapa kali perubahan struktur politik dan penerapan kebijakan-kebijakan oleh pemerintah, kondisi Indonesia menunjukan perubahan yang lebih baik dan kondisi perekonomian yang stabil.
Di Indonesia, untuk membiayai pembangunan nasional yang mencakup investasi domestik, sumber dananya dapat bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar negeri. Namun, karena terbatasnya jumlah dana serta pinjaman yang diperoleh dari luar negeri, maka diperlukan tabungan nasional yang lebih tinggi sebagai sumber dana yang utama.
Perlunya tabungan nasional ini dibuktikan dengan adanya saving-investment gap yang semakin melebar dari tahun ke tahun yang menandakan bahwa pertumbuhan investasi domestik melebihi kemampuan dalam mengakumulasi tabungan nasional. Secara umum, usaha pengerahan modal dari masyarakat dapat berupa pengerahan modal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pengklasifikasian ini didasarkan pada sumber modal yang dapat digunakan dalam pembangunan. Pengerahan modal yang bersumber dari dalam negeri berasal dari 3 sumber utama[1], yaitu : pertama, tabungan sukarela masyarakat. Kedua, tabungan pemerintah, dan ketiga tabungan paksa (forced saving or involuntary saving). Sedangkan modal yang berasal dari luar negeri yaitu melalui pinjaman resmi pemerinyah kepada lembaga-lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF), Asian Development Bank (ADB), World Bank, maupun pinjaman resmi bilateral dan multilateral, juga melalui foreign direct investment (FDI).
Hollis Chenery dan beberapa penulis lainnya telah mengenalkan pendekatan ‘dua-jurang’ pada pembangunan ekonomi. Dasar pemikirannya, ‘jurang tabungan’ dan ‘jurang devisa’ merupakan dua kendala yang terpisah dan berdiri sendiri pada pencapaian target tingkat pertumbuhan di negara kurang maju. Chenery melihat bantuan luar negeri sebagai suatu cara untuk menutup kedua jurang tersebut dalam rangka mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan[2]. Sumitro (1994:44) menjelaskan bahwa kekurangan didalam perimbangan antara tabungan nasional dan investasi harus ditutup dengan pemasukan modal dari luar yang berasal dari tabungan oleh kalangan luar negeri.
Pada negara berkembang dan miskin, kondisi yang paling menonjol adalah belum terciptanya kondisi yang mendorong pada iklim dimana kegairahan untuk menabung dan penanaman modal menunjukan tingkat yang menggembirakan. Sistem produksi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat masih menggunakan pola tradisional. Masih terbatasnya sektor modern dan belum berfungsinya secara efektif dan efisien institusi-institusi keuangan yang disebabkan oleh pola pikir masyarakat yang masih tradisional menyebabkan pengerahan dana dari masyarakat mengalami kesulitan.
Dengan latar belakang ditetapkannya Paket Kebijakan Oktober 1988 atau yang lebih dikenal dengan “PAKTO 88”, yang pokok-pokok kebijakannya berisi antara lain untuk mengerahkan dana dari masyarakat dengan cara memudahkan pembukaan kantor cabang baru, pendirian bank swasta baru, keleluasaan penyelenggaraan tabungan, dan perluasan kantor cabang bank. Setelah adanya “PAKTO 88” ini, semakin mudahlah bank didirikan dan semakin bervariasi juga bentuk-bentuk tabungan yang ditawarkan oleh bank-bank yang sudah terbentuk baik swasta maupun pemerintah. Semenjak saat itu, tabungan nasional mulai meningkat drastis. Dalam tahun-tahun sebelumnya tampak adanya kecenderungan persaingan antar berbagai negara untuk memperbesar arus investasi baik asing maupun domestik. Persaingan terutama terjadi karena kebutuhan dana yang sangat besar dan mendesak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi terutama di negara-negara berkembang.
Indonesia terbuka secara resmi dan efektif terhadap penanaman modal sejak tahun 1967 ketika pemerintah orde baru memberlakukan undang-undang Penanaman Modal Asing yang diikuti dengan undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 1968. Selanjutnya, Indonesia mengalami periode pasang surut dalam penerimaan arus modal investasi, kebijakan devaluasi rupiah tahun 1983 mempengaruhi tingkat pertumbuhan investasi secara total maupun sektoral. Tahun 1991 ketika terjadi gebrakan Sumarlin II (tight money policy) yaitu kebijakan yang dimaksudkan untuk mengontrol tingkat inflasi, menjaga defisit neraca transaksi berjalan agar tidak melebihi batas yang masih bisa diterima, mengawasi uang luar negeri, serta menjaga performance Indonesia dimata investor. Gebrakan ini secara tidak langsung menurunkan investasi.
Sukses tidaknya suatu negara dalam menarik arus dana investasi tidak terlepas dari berbagai faktor ekonomi dan non ekonomi. Pada dasarnya pemberian fasilitas yang sifatnya mendorong investor untuk berinvestasi seperti pembebasan pajak (tax holiday) dan kemudahan untuk mengakses bahan baku akan sangat efektif bila didukung oleh[3] :
- Negara tujuan investasi memiliki keunggulan komparatif ekonomi yang berkaitan dengan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terampil dan murah.
- Nilai tukar yang relatif stabil, terutama untuk investor yang berorientasi pasar luar negeri
- Peraturan devisa di negara bersangkutan tidak menghalangi penanam modal untuk memindahkan kekayaan dan keuntungannya ke luar negeri.
- Iklim politik dan keamanan negara cukup menjamin ketentraman hidup dan keamanan usaha serta kekayaan investor.
- Iklim usaha yang menunjang dan mendorong penanaman modal.
- Infrastruktur yang menunjang dan memadai.
Investasi memegang peranan penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan sebagai salah satu komponen yang berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi.
Dari paparan latar belakang diatas dan berdasarkan fenomena yang terjadi di Indonesia, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul :
“ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tabungan
dan Investasi Swasta di Indonesia Periode 1984-2003”.
1.2 Identifikasi Masalah
Penelitian ini akan membatasi permasalahan sesuai dengan paparan diatas, yaitu:
  1. Bagaimanakah pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan swasta pada kerangka waktu jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia periode 1984-2003?
  2. Bagaimanakah pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi investasi swasta pada kerangka waktu jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia periode 1984-2003?
  3. Bagaimana pengaruh dari krisis ekonomi tahun 1997 terhadap tingkat tabungan dan investasi swasta di Indonesia periode 1984-2003?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
  1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan swasta pada kerangka waktu jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia periode 1984-2003.
  2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi investasi swasta pada kerangka waktu jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia periode 1984-2003.
  3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari krisis ekonomi terhadap tabungan dan investasi swasta di Indonesia periode 1984-2003.
1.4 Kegunaan Penelitian
Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan masalah tersebut di atas. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan literatur dan referensi untuk pengembangan selanjutnya dalam cabang ilmu ekonomi makro.
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Tabungan
1.5.1.1 Definisi Tabungan
Tabungan nasional (national saving) dapat didefinisikan sebagai pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk pengeluaran pemerintah dan konsumsi[4]. Dalam suatu negara, investasi domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan pinjaman dari luar negeri. Total dana yang tersedia untuk membiayai investasi (I) sama dengan tabungan nasional (S+(T-G)) ditambah dengan pinjaman dari luar negeri (X-M). secara matematis dapat dirumuskan :
I = S + (T-G) + (X-M) …………………………..…….……….(1.1)
Namun untuk mengurangi ketergantungan suatu negara terhadap bantuan dari pihak lain, tabungan nasional diutamakan sebagai sumber pembiayaan investasi domestik. Secara garis besar, tabungan nasional diciptakan oleh tiga pelaku, yaitu pemerintah, perusahaan dan rumah tangga.
Tabungan pemerintah merupakan selisih antara realisasi penerimaan dengan pengeluaran pemerintah. Tabungan perusahaan merupakan kelebihan pendapatan (laba) yang tidak dibagikan kepada pemegang saham yang besarnya dapat diketahui dari neraca perusahaan. Sedangkan tabungan rumah tangga merupakan bagian dari pendapatan yang diterima rumah tangga yang tidak dibelanjakanuntuk keperluan konsumsi. Secara matematis persamaan tabungan dapat dijabarkan sebagai berikut [5]:
Jika tabungan swasta adalah S = (Y-T) – C dan
Tabungan pemerintah adalah (T-G), maka
Tabungan nasional = S + (T-G)
= (Y-T) – C +(T-G)
= Y – C - G ………………………….….……..(1.2)
dimana S adalah tabungan swasta
Y adalah pendapatan aggregat
T adalah pendapatan pajak netto
C adalah konsumsi
G adalah pengeluaran pemerintah
Jika T-G bernilai positif, maka pemerintah akan mengalami budget surplus, dan sektor ini akan ditambahkan pada sektor swasta untuk menambah sumber pembiayaan investasi. Namun jika T-G bernilai negatif berarti pemerintah mengalami budget deficit, dan pemerintah harus meminjam dana dari pihak lain.
1.5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan
Menurut ekonom klasik, seperti Adam Smith, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Tingkat bunga merupakan pembayaran dari tidak dilakukannya konsumsi, imbalan dari kesediaan untuk menunggu dan tidak dilakukannya konsumsi dan pembayaran atas penggunaan dana. Oleh karena itu, jika tingkat bunga naik, jumlah tabungan juga akan meningkat. Tingkat bunga ditentukan dari titik keseimbangan antara tabungan dan investasi.
Alfred Marshall dari kaum neoklasik mengemukakan bahwa terdapat faktor ekonomi dan non ekonomi yang mempengaruhi tabungan[6]. Diantara faktor-faktor ekonomi tersebut, dia menekankan pada tingkat bunga, walaupun mungkin ada keadaan dimana tetap ada tabungan walaupun tungkat bunga negatif.
Selain tingkat bunga, pendapatan juga dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tabungan nasional. Pendapat tersebut dikemukakan oleh J.M. Keynes dalam teorinya mengenai kecenderungan untuk mengkonsumsi (propensity to consume) yang secara eksplisit menghubungkan antara tabungan dan pendapatan. Keynes menyatakan suatu fungsi konsumsi modern yang didasari oleh perilaku psikologis modern, yaitu apabila terjadi peningkatan pada pendapatan riil, peningkatan tersebut tidak digunakan seluruhnya untuk meningkatlkan konsumsi, tetapi dari sisa pendapatan tersebut juga digunakan untuk menabung, hal ini dapat dijelaskan dalam persamaan berikut :
S ≡ Y – C ………………………………………………..……….……..(1.3)
C = Ĉ + cY ; Ĉ > 0 ;0 < c <1……………...……..……...…….……(1.4)
Dimana : S = saving
Y = income
Ĉ = intercept; tingkat konsumsi ketika pendapatan nol
c = marginal propensity to consume
Jika kedua persamaan (1.3) dan (1.4) atau disebut juga budget constraint tersebut digabungkan, maka akan menjelaskan fungsi persamaan tabungan. Fungsi persamaan tabungan sendiri menjelaskan hubungan tingkat tabungan dan tingkat pendapatan. Dengan mensubstitusi persamaan konsumsi (1.3) dengan persamaan budget constraint (1.4), maka kita akan mendapatkan fungsi persamaan tabungan :
S ≡ Y – C = Y - Ĉ – cY = - Ĉ + (1-c)Y ………………..……….(1.5)
Dari persamaan (1.5) kita dapat melihat bahwa tabungan memiliki hubungan positif dengan pendapatan karena marginal propensity to save[7], s =1 – c, adalah positif. Dengan kata lain, tabungan meningkat ketika pendapatan meningkat.
The life-cycle permanent income theory of consumption and saving (Modigliani,1986)[8] menjelaskan tentang pilihan bagaimana memelihara standar hidup yang stabil dalam menghadapi perubahan pendapatan dalam waktu hidup seseorang. Jadi, teori ini menjelaskan hubungan antara pendapatan sepanjang waktu, konsumsi, dan tabungan. The life cycle hypothesis melibatkan individu, untuk merencanakan perilaku konsumsi dan perilaku tabungannya dalam jangka panjang dengan tujuan mengalokasikan konsumsinya dengan cara terbaik untuk seluruh masa hidupnya.
clip_image001Gambar 1.1 Lifetime Income, Consumption, Saving, and Wealth in the Life-Cycle Model
clip_image003
Keterangan : WR = wealth
YL = annual labor income
C = consumption
WL = working life
NL = number of years of life
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa konsumsi konstan sepanjang waktu. Selama masa kerja (WL tahun), individu menabung dan mengumpulkan aset. Pada akhir masa kerjanya, individu mulai menarik kembali aset-aset tersebut, tidak menabung (dissaving / negative saving) pada masa sisa hidupnya (NL – WL) sehingga aset tersebut akan bernilai nol pada akhir hidupnya.
Menurut teori ‘Ricardian Equivalence’, peningkatan pada defisit anggaran pemerintah akan menstimulasi tabungan swasta karena mereka berekspektasi akan terjadi peningkatan pada kewajiban pajak mereka di masa yang akan dating. Sebagai hasilnya, mereka akan mengurangi tingkat konsumsinya dan meningkatkan tabungan. Tetapi teori ‘Ricardian Equivalence’ tidak dapat digunakan di negara berkembang (Hadjimicheal et al 1995), karena diperlukan adanya eksistensi pasar modal yang efisien, yang jarang ditemui pada karakteristik negara-negara berkembang.
1.5.2 Investasi
1.5.2.1 Definisi Investasi
Investasi adalah pembelian alat-alat modal, persediaan dagang / inventori, dan struktur usaha, termasuk pembelian rumah baru untuk rumah tangga. Investasi dihubungkan dengan sektor bisnis yang ditambahkan kepada persediaan modal fisik. Investasi swasta (private investment) adalah output dari perusahaan yang disimpan untuk perusahaan itu sendiri[9]. Investasi swasta terdiri dari :
  • Inventory Investment, termasuk didalamnya semua perubahan dalam persediaan bahan baku (raw materials), perlengkapan, dan produk akhir yang dihasilkan oleh perusahaan.
  • Fixed Investment, termasuk didalamnya semua produk yang dibeli oleh perusahaan yang tidak ditujukan untuk dijual kembali, terdiri dari residential dan nonresidential investment.
1.5.2.2 Determinan Investasi
The accelerator hypothesis of investment menyatakan bahwa tingkat investasi netto (net investment) tergantung kepada perubahan ekspektasi output. Langkah pertama dalam hipotesis ini adalah mengukur penjualan yang diharapkan (expected sales) (Ye) yang diestimasi berdasarkan revisi penjualan tahun sebelumnya (Ye-1) oleh suatu proporsi (j), dari perbedaan antara penjualan tahun sebelumnya (Y-1) dan yang diharapkan, sehingga didapat persamaan:
Ye = Ye-1 + j (Y-1 – Ye-1)
= j Y-1 + (1-j) Ye-1 ………………………………….…………(1.6)
Langkah selanjutnya adalah asumsi dari teori ini bahwa persediaan modal, yaitu bangunan dan perlengkapan, yang dibutuhkan perusahaan (K*) adalah perkalian antara keinginan perusahaan untuk meningkatkan persediaan modalnya (ν*) dengan ekpektasi penjualannya:
K* = ν*. Ye ………………………………………….…………..(1.7)
Investasi netto adalah perubahan pada persediaan modal (∆K) yang terjadi setiap periode :
In = ∆K = K – K-1 …………………………………...…..…….. (1.8)
Asumsi lain adalah bahwa perusahaan berkeinginann untuk meningkatkan persediaan modalnya dalam setiap periode:
In = K – K-1 ……………………………………………………..(1.9)
In = ν* (Ye - Ye-1) = ν*. ∆ Ye……………………………….……(1.10)
Jadi, jika terjadi akselerasi usaha dalam perusahaan dan ekspektasi output meningkat, investasi netto pun akan meningkat, tetapi jika akselerasinya negatif dan ekspektasi output menurun, investasi pun menurun.
Teori lain mengenai investasi adalah mengenai planned investment spending[10] , yang menjelaskan hubungan antara tingkat suku bunga dan investasi.
Kita dapat menspesifikasi pembelian investasi sebagai :
I = Ī – bi ; b > 0 ………………………………...…………..(1.11)
Dimana : I = investasi
Ī = autonomous investment spending
b = responsiveness of investment spending to interest rate
i = interest rate
Dari gambar berikut ini dapat dilihat bahwa kurva investasi memiliki kemiringan negatif untuk merefleksikan asumsi penurunan tingkat suku bunga akan menyebabkan peningkatan profitabilitas untuk penambahan modal dan akan membawa kepada peningkatan investasi. Posisi dari kurva investasi diatas, sangat dipengaruhi oleh slope dari kurva tersebut atau koefisien b dalam persamaan (1.11).
clip_image004Gambar 1.2 The Investment schedule
Jika investasi sangat responsif terhadap tingkat suku bunga, penurunan kecil pada tingkat suku bunga akan membawa peningkatan yang besar pada investasi. Perubahan pada koefisien Ī akan menggeser kurva rencana investasi. Jika Ī meningkat berarti pada setiap tingkatan tingkat suku bunga, perusahaan berusaha untuk berinvestasi pada tingkat yang lebih tinggi dan akan menggeser kurva investasi ke kanan.